Kamis, 17 Maret 2011

Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Setelah membaca beberapa sumber kami mendapatkan cara bagaimana kecerdasan emosidapat kita tinggkatkan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal guna meningkatkan kecerdasan emosi. Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovey & Mayer (1990) “ pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman “ merangkumnya menjadi lima aspek berikut ini : a. kesadaran diri (self awareness), b. mengelola emosi (managing emotions), c. memotivasi diri sendiri (motivating oneself), d. empati (emphaty) dan e. menjaga relasi (handling relationship). Seperti halnya Peter dan Salovey, pada mulanya Daniel Goleman pun menyebut 5 dimensi guna mengembangkankecerdasan emosi yaitu a. Penyadaran Diri, b. Mengelola Emosi, c. Motivasi Diri, d. Empati dan e. Ketrampilan Sosial. Dalam buku terbarunya yang membahas kompetensi EQ, The emotionally Intelligent Workplaceâ€� Goleman menjelaskan bahwa perilaku EQ tidak bisa hanya dilihat dari sisi setiap kompetensi EQ melainkan harus dari satu dimensi atau setiap cluster-nya. Kemampuan penyadaran social (social awareness) misalnya tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata melainkan juga pada kemampuan untuk berorientasi pelayanan dan kesadaran akan organisasi. Dikatakannya pula ada kaitan antara dimensi EQ yang satu dengan lainnya. Jadi tidaklah mungkin memiliki ketrampilan sosial tanpa memiliki kesadaran diri, pengaturan diri maupun kesadaran sosial.
Beberapa cara yang dipaparkan di atas, Â ada beberapa yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional yang kami ambil dalam artikelnya Mocendink, yaitu:
A. Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
B. Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
C. Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya.Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
D. Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
E. Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
F. Mengelola emosi orang lain
Jika ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
G. Memotivasi orang lain.
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.

AKHIR ZAMAN (40 hadist)

Marilah kita umat Islam merenung sejenak 40 hadis yang menerangkan tentang akhir zaman. Mudah-mudahan kita mendapat kebaikan didunia dan di akhirat. Amin.

Hadits Pertama:
JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN
Dari AbuHurairah Ra., bahwasanya Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Jika ada seseorang berkata, "orang banyak (sekarang ini) sudah rusak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka." (HR. Muslim)

Hadits Kedua:
MENGAPA DUNIA ISLAM MENJADI SASARAN PEMUSNAHAN
Dari Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), beliau berkata:" (Pada suatu hari) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, "La ilaha illallah, celaka (binasa) bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka bagian dinding Ya'juj dan Ma'juj seperti ini", dan Baginda menemukan ujung ibu jari dengan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya, Ya Rasulullah! Apakah kami akqn binasa, sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang shaleh?" Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Ketiga:
SELURUH DUNIA DATANG MENGERUMUNI DUNIA ISLAM
Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena kami sedikit pada hari itu?" Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan'. Seorang sahabat bertanya: "Apakah 'wahan' itu, hai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "Cinta dunia dan takut mati". (HR. Abu Daud)

Hadits Keempat:
ILMU AGAMA AKAN BERANGSUR-ANGSUR HILANG
Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,' "Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain." (HR. Muslim)

Hadits Kelima:
UMAT ISLAM IKUT JEJAK LANGKAH YAHUDI DAN NASHRANI
Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lobang biawakpun kamu akan mengikuti mereka". Sahabat bertanya. "Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan maksudkan?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallammenjawab, " Siapa lagi? " ( kalau bukan mereka) . (HR. Muslim)


Hadits Keenam:
GOLONGAN ANTI HADITS
Dari Miqdam bin Ma'dikariba Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan orang kepadanya sebuah hadits dari haditsku maka ia berkata: "Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah (Al-Qur'an) saja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Qur'an kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan". (Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya): "Padahal apa yang diharamkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah Subhanhu wa Ta’ala". (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)


Hadits Ketujuh:
GOLONGAN YANG SENANTIASA MENANG
Dari Mughirah bin Syu'bah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Senantiasa di kalangan umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki AllahSh a lla llah u ‘Ala ih i wa Sa lla m. M ereka senantiasa menang. (HR. Bukhari)

Hadits Kedelapan:
PENYAKIT UMAT-UMAT DAHULU
Dari Abu Hurairah Ra .. katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pemah menimpa umat-umat dahulu." Sahabat bertanya, "Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Penyakit-penyakit itu ialah:(1 )terlalu sombong,(2 ) terlalu mewah,(3 ) mengumpulkan harta sebanyak mungkin,( 4) tipu menipu dalam merebut harta benda dunia,( 5) saling memarahi,( 6) dengki-mendengki, sehingga jadi zalim menzalimi."(HR .
Hakim

Hadits Kesembilan:
ISLAM KEMBALI ASING
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; "Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing." (HR. Muslim)

Hadits Kesepuluh:
BAHAYA KEMEWAHAN
Dari Ali bin Abi Thalib Ra.; "Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus'ab bin Umair Ra .. dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus'ab ketika berada di Mekkah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus'ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu sore dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka’bah?. Maka jawab sahabat, "Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya


Hadits Kesebelas:
UMAT ISLAM MEMUSNAHKAN ORANG-ORANG YAHUDI
Dari Abu Hurairah Ra .. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidaklah akan terjadi qiamat, sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, Apabila kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata. “Hai orang Islam. inilah orang Yahudi ada di bela.kang saya. Kemarilah! Dan bunuhlah ia!, kecuali pohon gharqad (sejenis pohon yang berduri), karena sesungguhnya pohon ini adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itu ia melindunginya). (HR. Bukhari Muslim)

Hadits Keduabelas:
SIFAT AMANAH AKAN HILANG SEDIKIT DEMI SEDIKIT
Dari Huzaifah bin Al-Yaman Ra. katanya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberitahu kami dua buah Hadits (mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah Al-Qur'an. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Qur'an dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah.Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; menceriterakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda, "Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula,lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gelindingkan dengan kakimu, kemudian menggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa." Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceriterakan Hadits ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya "Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, "Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi. " "Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya'ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya.) Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja)."(HR. Bukhari Muslim)


Hadits Ketigabelas:
ORANG BAIK BERKURANG, ORANG JAHAT BERTAMBAH
Dari Aisyah Ra. ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapaknya) hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan cuaca akan menjadi panas), akan bertambah banyak orang yang tercela dan alean berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan para orang tua serta orang yang jahat berani melawan orang-orang baik.(HR .Thabrani)


Hadits Keempatbelas:
SEBAB-SEBAB KEBINASAAN SESEORANG
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Akan datang suatu zaman saat itu orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali bila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala mata pencarian (pendapatan kehidupan) tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah dari sebab mengikuti kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau ia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak kedua orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak familinya atau dari sebab mengikuti kehendak tetangganya". Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah maksud perkataan engkau itu?" (kebinasaan seseorang karena mengikuti kemauan isterinya, atau anaknya, atau orang tuanya, atau keluarganya, atau tetangganya). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Mereka akan menghinanya dengan kesempitan kehidupannya. Maka ketika itu lalu dia menceburkan dirinya di jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya. (HR Baihaqi)

Hadits Kelimabelas:
DUA GOLONGAN PENGHUNI NERAKA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,. ''Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pemah aku lihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk
memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok waktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan bonggol (ponok unta yang condong). Kedua golongan ini tidak akan masuk sorga dan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya bau harum sorga itu sudah tercium dari jarak perjalanan yang sangat jauh,(HR. Muslim)

Hadits Keenarnbelas:
ZAMAN ORANG TAK PEDULI DARIMANA MENDAPATKAN HARTA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; "Akan datang suatu zaman di mana seseorang tidak mempedulikan darimana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal ataupun haram." (HR. Nasa'i)


Hadits Ketujuhbelas:
HARTA RIBA ADA DI MANA-MANA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakannya secara langsung, ia akan terkena debunya." (HR. Ibnu
Majah)

Hadits Kedelapanbelas:
ORANG MINUM KHAMAR DAN MENAMAKANNYA BUKAN KHAMAR
Dari Abu Malik Al-Asy'ari Ra. katanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Sesungguhnya akan ada sebagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. (Mereka meminum) sambi! diiringi dengan alunan musik dan suara biduanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa) dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akanmengub a h mereka men ja di kera a t a u b a b i."
(HR. Ibnu Majah)

Hadits Kesembilanbelas:
SEDIKIT LAKI-LAKI DAN BANYAK PEREMPUAN
Dari Anas Ra. ia berkata; "Aku akan menceritdkan kepada kamu sebuah Hadits yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Di antara tanda qiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nantinya seorang lelaki akan mengurus limapuluh orang perempuan." (HR. Bukhari Muslim)

Hadits Keduapuluh:
HAMBA JADI TUAN DAN BERDIRINYA BANGUNAN-BANGUNAN PENCAKAR LANGIT
Dari Umar bin al-Khaththab Ra. ia berkata (dalam sebuah Hadits yang panjang): "Kemudian Jibril bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, "Maka khabarkan kepadaku tentang hari qiamat?" Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab .. , "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari orang yang bertanya." Maka Jibril berkata, "Kalau begitu coba khabarkan kepadaku tanda-tandanya," Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "hamba sahaya akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa sandal (alas kaki), bertelanjang lagi miskin, hanya menggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan tinggi-tinggi." (HR. Muslim)

Hadits Keduapuluh Satu:
ORANG KUAT BERAGAMA SEPERTI MEMEGANG BARA API
Dari Anas Ra. berkata RasuJullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ''Akan datang pada manusia suatu zaman saat itu orang yang berpegang teguh (sabar) di an tara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR. Tirmidzi)

Hadits Keduapuluh Dua:
GOLONGAN RUWAIBIDHAH
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanahdan orang yang amanah
dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara hanyalah golongan"Ru wa ib idh ah ". Sahabat
bertanya, "ApakahRuwa ib idh a h itu hai Rasulullah?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab,
"Orang kerdil, hina dan tidak mengerti bagaimana mengurus orang banyak." (HR. Ibnu Majah)

Hadits Keduapuluh Tiga:
PEPERANGAN DEMI PEPERANGAN
Dari Abu Hurairah Ra., katanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Hari qiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah (ujian, kesesatan, kekufuran, kegilaan, penderitaan, mushibah) serta sering terjadi "al-Harj". Sahabat bertanya, "Apakah al-Harj itu hai Rasulullah?". Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: "Peperangan, peperangan, peperangan. Bellau mengucapkannya tiga kali". (HR. Ibnu Majah)

Hadits Keduapuluh Empat:
WAKTU TERASA PENDEK
Dari Anas binMalik Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak akan terjadi qiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan api." ( sebentar saja, hanya seperti kilatan api sekejap). (HR. Tirmizi)

Hadits Keduapuluh Lima:
MUNCULNYA TAMBANG-TAMBANG BUMI
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: "Pada satu ketika dibawa ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sepotong emas. Emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dibawa oleh Bani Sulaim dari pertambangan mereka. Maka sahabat berkata: "Hai Rasulullah! Emas ini adalah hasil dari tambang kita". Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Nanti kamu akan dapati banyak tambang-tambang, dan yang akan menguasainya adalah orang-orang jahat. (HR. Baihaqi)

Hadits Keduapuluh Enam:
TANAH ARAB YANG TANDUS MENJADI LEMBAH SUBUR
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.; "Tidak akan terjadi qiamat sehingga Tanah Arab (yang tandus itu) menjadi lembah yang subur dan dialiri sungai- sungai." (HR. Muslim)

Hadits Keduapuluh Tujuh
UJIAN DAHSYAT TERHADAP IMAN
Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat terhadap iman) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian di waktu sore dia sudah menjadi kafir, atau (Syak
Perawi Hadits) seseorang yang masih beriman di waktu sore, kemudian pada keesokan harinya dia sudah
menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia ", (HR. Muslim)

Hadits Keduapuluh Delapan
KELEBIHAN BERIBADAH DI WAKTU HURU-HARA
Dari Ma 'qil bin Yasar Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Beribadah
di waktu huru-hara (di tengah kemelut dunia yang dahsyat) adalah seperti berhijrah kepadaku."(H R
Muslim)

Hadits Keduapuluh Sembilan:
PERANG DI SEKITAR SUNGAI FURAT(IRAQ) KARENA BEREBUT KEKAYAAN
DariAbu Hurairah Ra., bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak
terjadi hari qiamat sehinggaSu n ga i Fura t (Sun ga i Euph ra t es, ya it u seb ua h sun ga i ya n g ada di Ira q)
menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh karena memperebutkannya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata. "Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu. "Di dalam riwayat lain disebutkan: "Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa saja yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun dari harta itu." (HR. Bukhari M us lim )

Hadits Ketigapuluh:
TAK ADA IMAM UNTUK SHALAT BERJAMA'AH
Dari Salamah binti al-Hurr Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, karena mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka shalat." (HR. Ibnu Majah)

Hadits Ketigapuluh Satu:
ULAMA TIDAK DIPEDULIKAN
Dari Sahl bin Saad as-Sa 'idi Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Ya Allah! JanganEngkau pertemukan aku dan mudah-mudahan kamu (sahabat) tidak bertemu dengan suatu zaman dikala para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam (pada fasiqnya), lidah mereka seperti lidah orang Arab (pada fasihnya)." (HR. Ahmad)

Hadits Ketigapuluh Dua:
NAMANYA SAJA ISLAM
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.: "Sudah hampir tiba suatu zaman, kala itu tidak ada lagi dari Islam keeuali hanya namanya, dan tidak ada dari Al-Qur'an keeuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama merelca adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka fitnah itu akan kembali ." (HR.
al-Baihaqi)

Hadits Ketigapuluh Tiga:
AL-QUR'AN AKAN HILANG DAN ILMU AKAN DIANGKAT
Dari Huzaifah bin al-Yaman Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Islam akan lenyap seperti hapusnya (warna pakaian yang telah usang), sehingga (sampai suatu masa nanti) orang tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, apa yang dimaksudkan dengan shalat, apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apa yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Qur'an akan hilang semuanya pada suatu malam saja, maka tidak ada yang tertinggal dipermukaan bumi ini darinya walau pun hanya satu ayat. Dan yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya para orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, "Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat "La ilaha illallah", lalu kami pun mengucapkannyajuga. Maka berkata Shilah (perawi Hadits dari Huzaifah)~ Apa yang dapat dibuat oleh La ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak memahami apa yang dimaksudkan dengan shalat, puasa, nusuk, dan sedekah?" Maka Huzaifah memalingkan• muka darinya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu. Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhimya Huzaifah menjawab, "Kalimat itu dapat menyelamatkan mereka dari api neraka" (Huzaifah mengatakan jawaban itu tiga kali). (HR. Thnu Majah)

Hadits Ketigapuluh Empat:
LIMABELAS MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA'
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. dikatakannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila umatku telah melakukan limabelas perkara, maka bala' pasti akan turun kepada mereka, yaitu:
1. Apabila harta negara hanya beredar pada orang orang tertentu
2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan
3. Zakat dijadikan hutang
4. Suami memperturutkan kemauan isteri
5. Anak durhaka terhadap ibunya
6. Sedangkan ia berbuat baik dengan temannya
7. Dia menjauhkan diri dari ayahnya
8. Suara-suara ditinggikan di dalam masjid
9. Yang menjadi ketua satu kaum adalah orang yang terhina di antara mereka
10.Seseorang di muliakan karena ditakuti keja hatannya
11.Khamar (arak) sudah diminum di s egenap tempat
12.Kain sutera banyak dipakai( oleh kaum lelaki )
13.Pa ra bidua nita disa njung-sanjung
14.Musik banyak dimainkan
15.Generasi akhir u mat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat)
Maka ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi ataupun mereka akan diubah menjadi makhluk lain."(HR.Ti rm iz i)

Hadits Ketigapuluh Lima:
LIMA MAKSIAT YANG DISEGERAKAN BALASANNYA
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi kami (pada suatu hari) kemudian beliau bersabda,' "Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (kalau kamu telah mengerjakannya), maka tidak ada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung denganAllah SUBHANAHU wa Ta’ala., semoga kamu tidak menemui zaman itu. Perkara-perkara itu ialah:

1. Tidak tampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang melakukannya, melainkan akan berjangkit di kalangan mereka wabah penyakit menular (Tha 'un) dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pemah menimpa umat-umat yang telah lalu.

2. Dan tiada mereka mengurangkan sukatan/ukuran dan timbangan, kecuali mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan mencari rezeki dan kezaliman dari kalangan pemimpin mereka .

3. Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tidak ada binatang (yang juga hidup di atas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

4. Dan tiada mereka menyalahi akan janji Alla h dan Rasul-Nya , kecuali Allah akan menurunkan keatas mereka musuh yang akan merampas sebagian dari apa yang ada di tangan mereka.

5. Da n a pa bila pemimp in-pe mi mpin me reka tidak melaksana kan hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur'an dan tidak mau menjadikannya sebagai pilihan, maka (di waktu itu) Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri. " (HR. Ibnu Majah)


Hadits Ketigapuluh Enam:
KAPANKAH AKAN TERJADI KEHANCURAN?
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: "Padasuatu hari ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang berada dalam suatu majelis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A'rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, "Kapankah akan terjadi hari qiamat?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus saja berbicara. Sebagian yang hadir berkata, "Beliau (Nabi) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya." Sementara yang lain berkata, "Bahkan beliau tidak mendengar pertanyaan itu." Sehingga apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selesai berbicara, beliau bersabda, "Di mana orang yang bertanya tentang hari qiamat tadi?" Lalu Arab Badwi itu menyahut,"Ya! Saya hai Rasulullah." Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari qiamat." Arab Badwi itu bertanya pula, "Apa yang dimaksudkan dengan menyia-nyiakan amanah itu?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari qiamat." (HR. Bukhari)

Hadits Ketigapuluh Tujuh:
BERBANGGA-BANGGA MASJID
Dari Anas bin Malik Ra. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak
terjadi hari qiamat sehingga umatku bermegah-megahan dengan bangunan masjid." (HR. Abu
Daud)

Hadits Ketigapuluh Delapan:
MENJUAL AGAMA KARENA DUNIA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda. "Akan keluar di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat dari kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang banyak, dan perkataan mereka lebih manis dari gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang buruk). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan-Ku? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepada-Ku? Demi kebesaran-Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)."(HR.
Tirmizi)

Hadits Ketigapuluh Sembilan:
GOLONGAN YANG SELAMAT
Dari 'Auf bin Malik Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; "Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk sorga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nashrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk sorga. Demi Tuhan yang diriku di daLam kekuasaan-Nya, umatku akan berpecahbelah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan saja yang masuk sorga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya, "Golongan mana yang selamat?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, "Mereka adalah jamaah. (Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah) (HR. Ibnu Majah)

Hadits Keempatpuluh:
SEPULUH TANDA-TANDA QIAMAT YANG BESAR
Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Ra. ia berkata: "Datang kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami waktu itu sedang bertukar pikiran. Lalu beliau bersabda: "Apa yang kamu bicarakan?" Kami menjawab: "Kami sedang berbicara tentang hari qiamat." Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya."Kemudian beliau menyebutkannya: " Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya'juj dan Ma'juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka." (HR. Muslim)
Keterangan

Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Hadits ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar yang akan terjadi ketika hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:

1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesma di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan orang kafir.

2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan menguji keimanan, sehingga banyak orang yang akan tertipu dengan seruannya.

3. Binatang besar yang keluar dekat gunung Shafa di Makkah yang akan berbicara, manusia sudah tidak mau lagi beriman kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala .

4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka waktu itu AllahSubhanahu wa Ta’ala tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa.

5. Turunnya Nabi Isa Alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang sedang berkuasa pada waktu itu dan heliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Nashrani dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.

6. Keluamya bangsa YaJuj dan Ma'juj yang akan membuat kerusakan di permukaan bumi ini, yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.

7. Gempa bumi di Timur

8. Gempa bumi di Barat.

9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.

10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yarnan.


Menurut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: "Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari kumpulan Hadits-Hadits RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluamya Dajjal adalah yang mendahului segala tanda- tanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku di permukaan bumi ini. Keadaan itu akan diakhiri dengan kematian Nabi IsaAla ihissa la m (setelah beliau turun dati langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala, kejadian ini akan diakhiri dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya. "

INTISARI
Setelah kita membaca hadits-hadits RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menggambarkan kepada kita peristiwa peristiwa akhir zaman, dapatlah kita mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:

(1) Hendaklah kita senantiasa bermuhasabah (membuat perhitungan diri) dan membuat penelitian terhadap diri kita masing-masing untuk meningkatkan amalan yang sudah ada dan menjauhkan segala perkara-perkara yang tidak baik. Kita hendaklah menjauhkan diri dari golongan sesat yang sifat-sifatnya telah diterangkan oleh RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam hadits-hadits yang telah kita sebutkan.

(2) Hendaklah kita berpegang teguh kepada aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, aqidah yang telah menjadi pegangan para sahabat, tabi'in dan para ulama, baik salaf maupun
khalaf yang datang silih berganti dari zaman ke zaman karena golongan ini saja yang
akan selamat dan akan memasuki sorga. Golongan yang lain dari mereka akan
menjadi penghuni Neraka.

(3) Hendaklah kita berusaha mencari ilmu pengetahuan agama, terutama ilmu-ilmu yang diistilahkan oleh para ulama' sebagai "Ilmu Fardhu 'Ain" kemudian disusul dengan "Ilmu Fardhu Kifayah". Setiap hari, kita sediakan waktu khusus untuk belajar ilmu syariat, terutama dari ulama shaleh yang mewarisi tugas para Anbiya Alaihimussalam. Cari dan tuntutlah ilmu sebelum diangkat (dihilangkan) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari permukaan bumi.

(4) Hendaklah kita berusaha membersihkan hati dari sifat-sifat kotor dan senantiasa bermujahadah untuk menghilangkan sifat-sifat tercela seperti "hubbud Dunia" (cinta kepada dunia) dan "takut mati" yang menjadi sebab segala kelemahan kaum Muslimin dan sebab kemenangan musuh terhadap kita. Untuk tujuan ini kita hendaklah mempelajari dan mendalami Ilmu Akhlak (Ilmu Tasauf) serta menghayatinya di dalam kehidupan kita.

(5) Hendaklah kita berhati-hati di dalam mencari nafkah kehidupan supaya kita terhindar dari sumber-sumber yang tidak diridhai AllahSubhanahu wa Ta’ala. Hendaklah kita menjauhkan diri dari harta-harta yang haram dan jangan melakukan kezaliman apapun terhadap hak milik orang lain karena tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram pasti akan dibakar api neraka.

(6) Hendaklah kita memperhatikan masalah pendidikan keluarga, anak isteri dan famili kita. Dan hendaklah kita memberikan waktu untuk mentarbiyah (mendidik) mereka dan berusaha supaya merekadapat mengikuti ajaran yang telah diberikan RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jika kita tidak berbuat demikian, besar kemungkinan kita akan menjadi biilasa dan terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, yaitu apabila kita terpaksa memperturutkan kemauan mereka yang tidak jarang berlawanan dengan kehendak agama.

(7) Hendaklah kita memberikan waktu yang cukup setiap hari untuk membaca Al- Qur'anul Karim. Bacalah Al-Qur'an sebelum diangkat dari permukaan bumi. Hendaklah kita membacanya dengan baik, serta berusaha memahami kandungannya. Ia adalah teman kita di malam yang sunyi dan wirid yang dibaca ketika manusia sedang sibuk dengan berbagai urusan di waktu sore dan di waktu mereka nyenyak tidur di tengah malam.

(8) Hendaklah kita memberikan sebagian dari rezeki yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita untuk diberikan kepada keluarga kita yang mernerlukannya dan orang lain yang kurang berkemampuan, karena sedekah itu adalah sebagian dari bekal kita menjalani negeri akhirat yang sangat jauh dan sulit itu. Semoga apa yang kita korbankan itu akan menjadi hitungan dalam suratan kebaikan di akhirat kelak.

(9) Hendaklah kita memahami Islam ini dengan bentuknya yang"Syumul" yang melengkapi seluruh aspek kehidupan. Dengan itu kita hendaklah mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam di dalam semua lapangan kehidupan. Islam ketika berada di masjid, Islam ketika berada di tengah masyaraltat, Islam ketika bemegara dan Islam di dalam semua lapangan kehidupan.

(10) Yang terakhir, hendaklah kita•hidup untuk agama yang kita cintai ini. Kita menjadikan Islam sebagai pilihan dan berjuang untuk menyiarkannya. Kita hendaklah memberi pengorbanan sewajamya untuk Islam di samping berusaha• dengan gigih memperjuangkannya. Kita hendaklah juga berhati-hati terhadap apa yang direncanakan oleh musuh-musuh Islam, apakah dari golongan Yahudi ataupun dari golongan Nashrani dan dari golongan yang lain-lain. Dengan itu kita akan dapat memelihara diri dari perangkap yang mereka pasang untuk menghancurkan umat Islam. Inilah sepuluh intisari yang dapat saya tuliskan di sini yang merupakan sebagian dari mutiara-mutiara yang terkandung di dalam hadits-hadits yang telah kita sebutkan. Mudah- mudahan kita mendapat keberkatan darinya dan semoga AllahSubhanahu wa Ta’ala senantiasa melimpahkan kepada kita, rahmat-Nya dan ampunan-Nya bagi segala dosa dan kesalahan. Wallahu a’lam bishshawab.

GURU BESAR YANG TERKENANG Syeikh Abu Hasan As-Syazili

Nama lengkap Syeikh Abu Hasan As-Syazili ialah as-Syadzili Ali bin Abdillah bin Abdul-Jabbar, yang kalau diteruskan nasabnya akan sampai pada Hasan bin Ali bin Abu Talib dan puteranya Fatimah al-Zahra’, puteri Nabi s.a.w..
Syeikh Abu Hasan dilahirkan di Maroko tahun 593 H di desa yang bernama Ghimaroh di dekat kota Sabtah (dekat kota Thonjah sekarang).
Imam Syadzili dan kelimuan
Di kota kelahirannya itu Syadzili pertama kali menghafal Alquran dan menerima pelajaran ilmi-ilmu agama, termasuk mempelajari fikih madzhab Imam Malik. Beliau berhasil memperoleh ilmu yang bersumber pada Alquran dan Sunnah demikian juga ilmu yang bersumber dari akal yang jernih. Berkat ilmu yang dimilikinya, banyak para ulama yang berguru kepadanya. Sebagian mereka ada yang ingin menguji kepandaian Syekh Abu al-Hasan. Setelah diadakan dialog ilmiah akhirnya mereka mengakui bahwa beliau mempunyai ilmu yang luas, sehingga untuk menguras ilmunya seakan-akan merupakan hal yang cukup susah. Memang sebelum beliau menjalani ilmu thariqah, ia telah membekali dirinya dengan ilmu syariat yang memadahi.
Imam Syadzili dan Tariqah
Hijrah atau berkelana bisa jadi merupakan sarana paling efektif untuk menemukan jati diri. Tak terkecuali Imam Syadzili. Orang yang lebih dikenal sebagai sufi agung pendiri thariqah Syadziliyah ini juga menapaki masa hijrah dan berkelana.
Asal muasal beliau ingin mencari jalan thariqah adalah ketika masuk negara Tunis sufi besar ini ingin bertemu dengan para syekh yang ada di negeri itu. Di antara Syekh-syekh yang bisa membuat hatinya mantap dan berkenan adalah Syekh Abi Said al-Baji. Keistimewaan syekh ini adalah sebelum Abu al-Hasan berbicara mengutarakannya, dia telah mengetahui isi hatinya. Akhirnya Abu al-Hasan mantap bahwa dia adalah seorang wali. Selanjutnya dia berguru dan menimba ilmu darinya. Dari situ, mulailah Syekh Abu al-Hasan menekuni ilmu thariqah.
Beliau pernah berguru pada Syeikh Ibnu Basyisy dan kemudian mendirikan tarekat yang dikenal dengan Tariqat Syaziliyyah di Mesir.
Untuk menekuni tekad ini, beliau bertandang ke berbagai negara, baik negara kawasan timur maupun negara kawasan barat. Setiap derap langkahnya, hatinya selalu bertanya, "Di tempat mana aku bisa menjumpai seorang syekh (mursyid)?". Memang benar, seorang murid dalam langkahnya untuk sampai dekat kepada Allah itu bagaikan kapal yang mengarungi lautan luas. Apakah kapal tersebut bisa berjalan dengan baik tanpa seorang nahkoda (mursyid). Dan inilah yang dialami oleh syekh Abu al-Hasan.
Dalam pengembaraannya Imam Syadzili akhirnya sampai di Iraq, yaitu kawasan orang-orang sufi dan orang-orang shalih. Di Iraq beliau bertemu dengan Syekh Shalih Abi al-Fath al-Wasithi, yaitu syekh yang paling berkesan dalam hatinya dibandingkan dengan syekh di Iraq lainnya. Syekh Abu al-Fath berkata kepada Syekh Abu al-Hasan, "Hai Abu al-Hasan engkau ini mencari Wali Qutb di sini, padahal dia berada di negaramu? kembalilah, maka kamu akan menemukannya".
Akhirnya, beliau kembali lagi ke Maroko, dan bertemu dengan Syekh al-Shiddiq al-Qutb al-Ghauts Abi Muhammad Abdussalam bin Masyisy al-Syarif al-Hasani. Syekh tersebut tinggal di puncak gunung.
Sebelum menemuinya, beliau membersihkan badan (mandi) di bawah gunung dan beliau datang laksana orang hina dina dan penuh dosa. Sebelum beliau naik gunung ternyata Syekh Abdussalam telah turun menemuinya dan berkata, "Selamat datang wahai Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar……". Begitu sambutan syekh tersebut sembari menuturkan nasabnya sampai Rasulullah SAW. Kemudia dia berkata, "Kamu datang kepadaku laksana orang yang hina dina dan merasa tidak mempunyai amal baik, maka bersamaku kamu akan memperoleh kekayaan dunia dan akhirat”.
Akhirnya beliau tinggal bersamanya untuk beberapa hari, sampai hatinya mendapatkan pancaran ilahi. Selama bersama Syekh Abdussalam, beliau melihat beberapa keramat yang dimilikinya. Pertemuan antara Syekh Abdussalam dan Syekh Abu al-Hasan benar-benar merupakan pertemuan antara mursyid dan murid, atau antara muwarrits dan waarits. Banyak sekali futuhat ilahiyyah yang diperoleh Syekh Abu al-Hasan dari guru agung ini.
Di antara wasiat Syekh Abdussalam kepada Syadzili adalah, "Pertajam penglihatan keimanan, maka kamu akan menemukan Allah pada setiap sesuatu".
Dari nama Syadzili ???
Kalau dirunut nasab maupun tempat kelahiran syekh agung ini, tidak didapati sebuah nama yang memungkinkan ia dinamakan Syadzili. Dan memang, nama tersebut adalah nama yang dia peroleh dalam perjalanan ruhaniah.
Dalam hal ini Abul Hasan sendiri bercerita : "Ketika saya duduk di hadapan Syekh, di dalam ruang kecil, di sampingku ada anak kecil. Di dalam hatiku terbersit ingin tanya kepada Syekh tentang nama Allah. Akan tetapi, anak kecil tadi mendatangiku dan tangannya memegang kerah bajuku, lalu berkata, "Wahai, Abu al–Hasan, kamu ingin bertanya kepada Syekh tentang nama Allah, padahal sesungguhnya kamu adalah nama yang kamu cari, maksudnya nama Allah telah berada dalam hatimu. Akhirnya Syekh tersenyum dan berkata, "Dia telah menjawab pertanyaanmu".
Selanjutnya Syekh Abdussalam memerintahkan Abu al-Hasan untuk pergi ke daerah Afriqiyyah tepatnya di daerah bernama Syadzilah, karena Allah akan menyebutnya dengan nama Syadzili –padahal pada waktu itu Abu al-Hasan belum di kenal dengan nama tersebut-.
Sebelum berangkat Abu al-Hasan meminta wasiat kepada Syekh, kemudian dia berkata, "Ingatlah Allah, bersihkan lidah dan hatimu dari segala yang mengotori nama Allah, jagalah anggota badanmu dari maksiat, kerjakanlah amal wajib, maka kamu akan memperoleh derajat kewalian. Ingatlah akan kewajibanmu terhadap Allah, maka kamu akan memperoleh derajat orang yang wara’. Kemudian berdoalah kepada Allah dengan doa, "Allahumma arihnii min dzikrihim wa minal ‘awaaridhi min qibalihim wanajjinii min syarrihim wa aghninii bi khairika ‘an khairihim wa tawallanii bil khushuushiyyati min bainihim innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir".
Selanjutnya sesuai petunjuk tersebut, Syekh Abu al-Hasan berangkat ke daerah tersebut untuk mengetahui rahasia yang telah dikatakan kepadanya. Dalam perjalanan ruhaniah kali ini dia banyak mendapat cobaan sebagaimana cobaan yang telah dialami oleh para wali-wali pilihan. Akan tetapi dengan cobaan tersebut justru semakin menambah tingkat keimanannya dan hatinya semakin jernih.
Sesampainya di Syadzilah, yaitu daerah dekat Tunis, dia bersama kawan-kawan dan muridnya menuju gua yang berada di Gunung Za’faran untuk munajat dan beribadah kepada Allah SWT. Selama beribadah di tempat tersebut salah satu muridnya mengetahui bahwa Syekh Abu al-Hasan banyak memiliki keramat dan tingkat ibadahnya sudah mencapai tingkatan yang tinggi.
Pada akhir munajat-nya ada bisikan suara , "Wahai Abu al-Hasan turunlah dan bergaul-lah bersama orang-orang, maka mereka akan dapat mengambil manfaat darimu, kemudian beliau berkata: "Ya Allah, mengapa Engkau perintahkan aku untuk bergaul bersama mereka, saya tidak mampu" kemudian dijawab: "Sudahlah, turun Insya Allah kamu akan selamat dan kamu tidak akan mendapat celaan dari mereka" kemudian beliau berkata lagi: "Kalau aku bersama mereka, apakah aku nanti makan dari dirham mereka? Suara itu kembali menjawab : "Bekerjalah, Aku Maha Kaya, kamu akan memperoleh rizik dari usahamu juga dari rizki yang Aku berikan secara gaib.
Dalam dialog ilahiyah ini, dia bertanya kepada Allah, kenapa dia dinamakan syadzili padahal dia bukan berasal dari syadzilah, kemudian Allah menjawab: "Aku tidak mnyebutmu dengan syadzili akan tetapi kamu adalah syadzdzuli, artinya orang yang mengasingkan untuk ber-khidmat dan mencintaiku”.
Imam Syadzili menyebarkan Tariqah Syadziliyah
Dialog ilahiyah yang sarat makna dan misi ini membuatnya semakin mantap menapaki dunia tasawuf. Tugas selanjutnya adalah bergaul bersama masyarakat, berbaur dengan kehidupan mereka, membimbing dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam dan ketenangan hidup. Dan Tunis adalah tempat yang dituju wali agung ini.
Di Tunis Abul Hasan tinggal di Masjid al-Bilath. Di sekitar tempat tersebut banyak para ulama dan para sufi. Di antara mereka adalah karibnya yang bernama al-Jalil Sayyidi Abu al-Azaim, Syekh Abu al-Hasan al-Shaqli dan Abu Abdillah al-Shabuni.
Popularitas Syekh Abu al-Hasan semerbak harum di mana-mana. Aromanya sampai terdengar di telinga Qadhi al-Jama’ah Abu al-Qasim bin Barra’. Namun aroma ini perlahan membuatnya sesak dan gerah. Rasa iri dan hasud muncul di dalam hatinya. Dia berusaha memadamkan popularitas sufi agung ini. Dia melaporkan kepada Sultan Abi Zakaria, dengan tuduhan bahwa dia berasal dari golongan Fathimi.
Sultan meresponnya dengan mengadakan pertemuan dan menghadirkan Syekh Abu al-Hasan dan Qadhi Abul Qosim. Hadir di situ juga para pakar fiqh. Pertemuan tersebut untuk menguji seberapa kemampuan Syekh Abu al-Hasan.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan demi menjatuhkan dan mempermalukan Abul Hasan di depan umum. Namun, sebagaimana kata-kata mutiara Imam Syafi’I, dalam ujian, orang akan terhina atau bertambah mulia. Dan nyatanya bukan kehinaan yang menimpa wali besar. Kemuliaan, keharuman nama justru semakin semerbak memenuhi berbagai lapisan masyarakat.
Qadhi Abul Qosim menjadi tersentak dan tertunduk malu. Bukan hanya karena jawaban-jawaban as-Syadzili yang tepat dan bisa menepis semua tuduhan, tapi pengakuan Sultan bahwa Syekh Abu al-Hasan adalah termasuk pemuka para wali. Rasa iri dan dengki si Qadhi terhadap Syekh Abu al-Hasan semakin bertambah, kemudian dia berusaha membujuk Sultan dan berkata: "Jika tuan membiarkan dia, maka penduduk Tunis akan menurunkanmu dari singgasana".
Ada pengakuan kebenaran dalam hati, ada juga kekhawatiran akan lengser dari singgasana. Sultan demi mementingkan urusan pribadi, menyuruh para ulama’ fikih untuk keluar dari balairung dan menahan Syekh Abu al-Hasan untuk dipenjara dalam istana.
Kabar penahanan Syekh Abul Hasan mendorong salah seorang sahabatnya untuk menjenguknya. Dengan penuh rasa prihatin si karib berkata, "Orang-orang membicarakanmu bahwa kamu telah melakukan ini dan itu". Sahabat tadi menangis di depan Syekh Abu al-Hasan lalu dengan percaya diri dan kemantapan yang tinggi, Syekh tersenyum manis dan berkata, "Demi Allah, andaikata aku tidak menggunakan adab syara’ maka aku akan keluar dari sini –seraya mengisyaratkan dengan jarinya-. Setiap jarinya mengisyaratkan ke dinding maka dinding tersebut langsung terbelah, kemudian Syekh berkata kepadaku: "Ambilkan aku satu teko air, sajadah dan sampaikan salamku kepada kawan-kawan. Katakan kepada mereka bahwa hanya sehari saja kita tidak bertemu dan ketika shalat maghrib nanti kita akan bertemu lagi".
Syeikh as-Syadzili tiba di kairo
Tunis , kendatipun bisa dikatakan cikal bakal as-Syadzili menancapkan thariqah Syadziliyah namun itu bukan persinggahan terakhirnya. Dari Tunis, Syekh Abu al-Hasan menuju negara kawasan timur yaitu Iskandariah. Di sana dia bertemu dengan Syekh Abi al-Abbas al-Mursi. Pertemuan dua Syekh tadi memang benar-benar mencerminkan antara seorang mursyid dan murid.
Adapun sebab mengapa Syekh pindah ke Mesir, beliau sendiri mengatakan, "Aku bermimpi bertemu baginda Nabi, beliau bersabda padaku : "Hai Ali… pergilah ke Mesir untuk mendidik 40 orang yang benar-benar takut kepadaku”.
Di Iskandariah beliau menikah lalu dikarunia lima anak, tiga laki-laki, dan dua perempuan. Semasa di Mesir beliau sangat membawa banyak berkah. Di sana banyak ulama yang mengambil ilmu dari Syekh agung ini. Di antara mereka adalah hakim tenar Izzuddin bin Abdus-Salam, Ibnu Daqiq al-Iid , Al-hafidz al-Mundziri, Ibnu al-Hajib, Ibnu Sholah, Ibnu Usfur, dan yang lain-lain di Madrasah al-Kamiliyyah yang terletak di jalan Al-muiz li Dinillah.
Sebagian kecil Karamah Imam Syadzili
Pada suatu ketika, Sultan Abi Zakaria dikejutkan dengan berita bahwa budak perempuan yang paling disenangi dan paling dibanggakan terserang penyakit langsung meninggal. Ketika mereka sedang sibuk memandikan budak itu untuk kemudian dishalati, mereka lupa bara api yang masih menyala di dalam gedung. Tanpa ampun bara api tadi melalap pakaian, perhiasan, harta kekayaan, karpet dan kekayaan lainnya yang tidak bisa terhitung nilainya.
Sembari merenung dan mengevaluasi kesalahan masa lalu, Sultan yang pernah menahan Syekh Syadzili karena hasudan qadhi Abul Qosim tersadar bahwa kejadian-kejadian ini karena sikap dia terhadap Syekh Abu al-Hasan. Dan demi melepaskan ‘kutukan’ ini saudara Sultan yang termasuk pengikut Syekh Abu al-Hasan meminta maaf kepada Syekh, atas perlakuan Sultan kepadanya. Cerita yang sama juga dialami Ibnu al-Barra. Ketika mati ia juga banyak mengalami cobaan baik harta maupun agamanya.
Di antara karomahnya adalah, Abul Hasan berkata, "Ketika dalam suatu perjalanan aku berkata, "Wahai Tuhanku, kapankah aku bisa menjadi hamba yang banyak bersyukur kepada-Mu?, kemudian beliau mendengar suara , "Yaitu apabila kamu berpendapat tidak ada orang yang diberi nikmat oleh Allah kecuali hanya dirimu. Karena belum tahu maksud ungkapan itu aku bertanya, "Wahai Tuhanku, bagaimana saya bisa berpendapat seperti itu, padahal Engkau telah memberikan nikmat-Mu kepada para Nabi, ulama’ dan para penguasa.
Suara itu berkata kepadaku, "Andaikata tidak ada para Nabi, maka kamu tidak akan mendapat petunjuk, andaikata tidak ada para ulama’, maka kamu tidak akan menjadi orang yang taat dan andaikata tidak ada para penguasa, maka kamu tidak akan memperoleh keamanan. Ketahuilah, semua itu nikmat yang Aku berikan untukmu".
Di antara karomah sudi agung ini adalah, ketika sebagian para pakar fiqh menentang Hizib Bahr, Syekh Syadzili berkata, "Demi Allah, saya mengambil hizib tersebut langsung dari Rasulullah saw harfan bi harfin (setiap huruf)".
Di antara karomah Syekh Syadzili adalah, pada suatu ketika dalam satu majlis beliau menerangkan bab zuhud. Beliau waktu itu memakai pakaian yang bagus. Ketika itu ada seorang miskin ikut dalam majlis tersebut dengan memakai pakaian yang jelek. Dalam hati si miskin berkata, "Bagaimana seorang Syekh menerangkan bab zuhud sedangkan dia memakai pakaian seperti ini?, sebenarnya sayalah orang yang zuhud di dunia".
Tiba-tiba Syekh berpaling ke arah si miskin dan berkata, "Pakaian kamu ini adalah pakaian untuk menarik simpatik orang lain. Dengan pakaianmu itu orang akan memanggilmu dengan panggilan orang miskin dan menaruh iba padamu. Sebaliknya pakaianku ini akan disebut orang lain dengan pakaian orang kaya dan terjaga dari meminta-minta".
Sadar akan kekhilafannya, si miskin tadi beranjak berlari menuju Syekh Syadzili seraya berkata, "Demi Allah, saya mengatakan tadi hanya dalam hatiku saja dan saya bertaubat kepada Allah, ampuni saya Syekh". Rupanya hati Syekh terharu dan memberikan pakaian yang bagus kepada si miskin itu dan menunjukkannya ke seorang guru yang bernama Ibnu ad Dahan. Kemudian syekh berkata, "Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya kepadamu melalui hati orang-orang pilihan. Dan semoga hidupmu berkah dan mendapatkan khusnul khatimah".
Syeikh Syadzili Wafat (Intiqol )
Syekh Abu al-Abbas al-Mursy, murid kesayangan dan penerus thariqah Syadziliyah mengatakan bahwa gurunya setiap tahun menunaikan ibdah haji, kemudian tinggal di kota suci mulai bulan Rajab sampai masa haji habis. Seusai ibadah haji beliau pergi berziarah ke makam Nabi SAW di Madinah. Pada musim haji yang terakhir yaitu tahun 656H, sepulang dari haji beliau memerintahkan muridnya untuk membawa kapak minyak wangi dan perangkat merawat jenazah lainnnya. Ketika muridnya bertanya untuk apa kesemuanya ini, beliau menjawab, "Di Jurang Humaistara (di propinsi Bahr al-Ahmar) akan terjadi kejadian yang pasti. maka di sanalah beliau meninggal.

Senin, 17 Januari 2011

Kutbah Jum'at

Oleh : KH. Zainal Arifin Abu Bakar
( Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar )

ألْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإيْمَانِ وَالإسْلاَمِ وَأفْضَلَنَا باِلعِلْمِ وَاْلعَمَلِ عَلىَ سائر مَخْلُوْقَاتِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ نَبِيِّهِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدْ أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, شَهَادَةً تُنْجِبْنَا بِهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَة, واشهد ان محمّدا عبده ورسوله لاَنَبِيَ بَعْدَهُ ، أمابعد : ياَأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah Sidang Jum’at Rohimakumullah
Pertama, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Ta’ala. Dengan takwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Karena apabila kita bertakwa dengan sebenar-benar takwa, maka Allah telah menjanjikan untuk memberi jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi dan Allah menganugerahkan rizki yang tidak terduga.
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجَا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Kedua, marilah kita bersyukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita berbagai macam kenikmatan. Bersyukur dalam arti yang sebenarnya adalah memanfaatkan atau menggunakan semua nikmat yang Allah berikan untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada-Nya.

Sidang Jum’at yang berbahagia,
Sebagai muslim yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah, kita seharusnya menjadi pelopor dan penengah sunnah-sunnah Rosulullah dan melestarikan amalan-amalan para ulama’ salaf ash-sholihin. Di antara sunnah-sunnah Rosulullah tersebut adalah sholat berjama’ah.

Kaum muslimin muslimat rohimakumullah,
Menurut Jumhur Ulama’, sholat berjama’ah hukumnya sunnah muakkad sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hanbal, sholat berjama’ah hukumnya wajib. Rosulullah SAW selama hidupnya sebagai Rosul belum pernah meninggalkan sholat berjama’ah di masjid meskipun beliau dalam keadaan sakit. Rosululah SAW pernah memperingatkan dengan keras keharusan sholat berjama’ah di masjid, sebagai mana diuraikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدهممت أن اَمُرَ بِحَطْبٍ فَيَحْتَطِبُ ثُمَّ اَمُرَ بِا لصَّلاَةِ فَيُؤَذِّنَ لَهَا ثُمَّ اَمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ, ثُمَّ اُخَالِفَ اِلَى رَجُالٍ لاَيَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحْرِقَ عَلَيْهِم بُيُوتَهُمْ - متفق عليه
“Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk sholat dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang tidak ikut sholat, kemudian aku bakar rumah mereka”

Pada suatu saat Rosulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang dicintainya, yaitu Abdullah Bin Umi Maktum. Ia berkata kepada Rosulullah bahwa dirinya buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid sehingga ia memohon kepada Nabi untuk memberinya keringanan untuk tidak melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Selanjutnya Rosulullah bertanya kepadanya:
هَلْ تَسْمَعُ النّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ قَالَ نَعَمْ. قَالَ : فَأَجِبْ..

Begitulah seruan Rosulullah kepada umatnya agar senantiasa menunaikan sholat berjama’ah di masjid sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat alias buta. Bagaimana dengan kita umatnya, yang diberikan kenikmatan yang sempurna. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rosulullah bersabda :

لاَصَلاَةَ لِمَنْ جَارَ الْمَسْجِدَ اِلاَّ بِالْجَمَاعَة وَفِى رِوَايَة اِلاَّ فِى الْمَسْجِد - رواه احمد

Tidak sempurna sholat seseorang yang bertetangga dengan masjid kecuali dengan berjama’ah. Dalam suatu riwayat, kecuali di masjid.

Jama’ah sholat Jum’ah rohimakumullah,
Hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya sholat berjama’ah. Rosulullah menekankan bahwa sholat jama’ah dilaksanakan di masjid. Karena masjid didirikan bukan untuk bemegah-megahan, melainkan untuk diramaikan atau dimakmurkan. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 18:
إنَّمَا يَعْمُرً مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ أمَنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ الأخِرِ وَأقَامَ الصَّلاَةَ وَأَتَى الزَّكَوةَ وَلَمْ يَخْشَ إلاَّ اللهَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.”

Hadirin jama’ah sholat Jum’at rohimakumullah
Banyak keutamaan dan manfa’at yang bisa diperoleh ketika seseorang menunaikan sholat berjama’ah. Ada keutamaan yang diperoleh di dunia dan juga ada keutamaan atau manfaat yang bisa diperoleh nanti di akhirat. Diantara keutamaan atau manfaat dari sholat berjamaah adalah sebagai berikut :

Manfaat yang pertama adalah Allah melipatgandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh derajat.
قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : صَلاَة الْجَمَاعَة اَفْضَلُ مِنَ صَلاَةِ الفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة -- متفق عليه

“Sholat berjama’ah itu lebih utama dari sholat sendiri dengan dilipatkan sampai dua puluh tujuh derajat”

Manfaat yang kedua yaitu menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah bermalas-malasan dalam sholat. Hal ini tertera dalam surat An-Nisa’ ayat 142 :
إنَّ المُنَفِقِيْنَ يُخَدِعُوْنَ اللهَ وَهُوَ خَدِعُهُمْ وَإذَا قَامُوا إلىَ الصَّلاَةِ قَامُوْا كُسَالَى يُرَاءُوْنَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إلاَّ قَلِيْلاً

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Dalam sebuah hadits Nabi bersabda :

“Tidaklah ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi sholat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Manfaat yang ketiga yaitu menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rosulullah bersabda :
إِذَا قال اْلإِمَامُ (غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين) فَقُوْلوُا : آمين, فَإِنَّهُ مِنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلُ اْلمَلاَئِكَةِ غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ -- رواه البجارى و مسلم

“Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dalam hadits lain Nabi bersabda :

“Barangsiapa yang berwudhu untuk sholat dan menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan untuk menunaikan sholat, dan ia sholat bersama manusia atau berjama’ah atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”

Manfaat yang keempat dari sholat berjama’ah adalah mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Sholat berjama’ah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.”

Rosulullah bersabda :
اِنَّمَاجُعِلَ اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمٌ بِهِ, فَلاَ تَحْتَلِفُ عَلَيْهِ, وَإِذَا كَبُرَ فَكَبِّرُوْا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَإذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَإذَا صَلّىَ جَالِسًا فَصَلّو جُلُوْساً أجْمَعِيْنَ
Manfaat yang kelima dari sholat berjama’ah adalah tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.

Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa berjama’ah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah? Seandainya jawaban yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan mendo’akannya.

Sholat berjama’ah juga mengajarkan persamaan : tidak dibedakan antara yang kaya dan yang miskin, seorang pejabat atau rakyat jelata, atasan atau bawahan, semua berdiri, ruku’, sujud, dan duduk dalam satu barisan untuk taat dan tunduk kepada Allah. Allah berfirman:
اِنَّ اللهَ يُجِبُّ الَّذِيْنَ يُقَا تِلُونَ فِى سَبِيْلِهِ صَفًّا كَأَ نَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya, dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat kokoh.
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
« Kembali ke arsip Khotbah | Print| Share
5/07/2008
Shalat adalah Kontrol Sosial
Oleh : KH. Syaifuddin
أََلْحَمْدُ لِلّهِ أََلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَفْضَلَنَا بِالصَّلاَةِ وَيَأْمُرُنَا بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالطَّاعَةِ ، وَالَّذِيْ نَسْتَهِْدِيْ فِيْ كُلِّ اْلأُمُوْرِ وَالْمَظْلَمَةِ ، أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَيُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ، وَمَنْ يُصَدِّقِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الْمِيْعَادِ
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ ، وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan oleh Allah
Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan taqwalah kita dapat selamat menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Adapun salah satu di antara tanda terpenting bagi ketaqwaan kita adalah shalat kita. Apakah kita sudah rajin shalat sesuai yang diperintahkan? Yakni di awal waktu. Apakah kita sudah melaksanakan shalat-shalat sunnah sebagai penyempurna bagi kekurangan-kekurangan kita ketika mendirikan shalat fardhu?
Lalu bagaimanakah kita mesti mengerti apakah yang dimaksudkan sebagai shalat? Secara etimologi shalat adalah doa, secara umum. Sedangkan secara istilah syariat, shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu sesuai sarat dan rukun yang dimulai dengan Takbiratul Ihram dan disudahi dengan Salam.Tata caranya adalah sesuai yang dituturkan oleh para Sahabat yang melihat Rasulullah sewaktu sedang shalat.
Turun-temurun hingga sekarang, maka begitulah kita dapat melihat orang-orang mendirikan shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran yang kita yakini kesahihannya hingga saat ini. Hal ini telah sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang kami bacakan di awal tadi, yang artinya adalah ”Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan/mempraktikkannya.” (HR Bukhari-Muslim)
Menurut sejarahnya, perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan Isra’ mi’raj. Bahwa Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha dan bertemu secara langsung (yaqodhoh) dengan Allah SWT. Pada saat inilah Rasulullah mendapat perintah baginya beserta seluruh ummat yang mempercayai keterutusannya, berupa shalat 50 kali sehari yang kemudian dikurangkan hingga lima kali.
Pewahyuannya yang secara langsung ini menjadikan shalat diyakini oleh para ulama sebagai sebuah ibadah yang memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan ditimbang kelak dihari pembalasan. Jika seorang hamba baik shalatnya maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika seorang hamba jelek shalatnya, maka berarti buruk pulalah seluruh hidupnya.
Hadirin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke Masjid. Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman Allah,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. Al-Mu'minun, 23:1-2)
Bukan hanya di akhirat Allah menjanjikan kebahagiaan bagi hambanya yang mendirikan shalat dengan segenap jiwa dan raganya. Semenjak di dunia pun Allah telah memberi kabar gembira kepada umat Islam, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…" (QS. al-A'raf, 7:96)
Meskipun ketaqwaan tidak dapat hanya diukur dari sisi lahiriah berupa shalat saja, namun shalat jelas-jelas merupakan pintu masuk bagi setiap Muslim untuk memulai pengabdian kepada Allah dan Rasulullah.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Shalat merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung-agungnya syiar agama. Shalat merupakan tanda syukur para hamba atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah.

Peristiwa Isra’ mi’raj merupakan bukti bahwa Shalat merupakan simpul terpenting dalam tatanan Islam, baik bagi setiap individu maupun masyarakat, dalam skala yang terkecil hingga level bangsa. Sebegitu pentingnya, maka layaklah Allah mewahyukannya langsung kepada Rasulullah tanpa melalui perantara.
Shalat mempunyai kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah-ibadah yang lain. Ada banyak kutipan ayat-ayat al-Qur'an mengenai keutamaan Shalat. Beberapa di antaranya adalah :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS. Thaha, 20:132)
Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual maupun secara kemasyarakatan. Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa Shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan yang tidak manusiawi. Firman Allah :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar" (QS. Al-Ankabut, 29:45)
Ayat ini merupakan peringatan dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi Muslim. Termasuk dalam pembentukan karakter bangsa.
Jika saja seluruh penduduk bangsa rajin melaksanakan Shalat dengan semestinya, tentu Allah akan mencurahkan karunianya kepada kita. Bukan besar kecil atau indah dan gemerlapnya sebuah masjid yang menjadi tolok ukur religiusitas sebuah masyarakat, melainkan banyak atau sedikitnya jamaah yang mendirikan shalat ketika waktu-waktu adzan dikumandangkan.
Sementara Shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu Muslim merupakan salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki ketaqwaan kepada Allah. Pribadi yang bertaqwa adalah pribadi yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu Shalat.
Meskipun memang Shalat tidak secara mutlak menunjukkan tingkat ketaqwaan seseorang. Setidaknya Shalat dapat memberikan sebuah perenungan intens dan continue kepada setiap pribadi Muslim dalam keseharian. Ketika seorang Muslim sedang berada dalam posisi yang mengakibatkan ia memiliki kecenderungan atau peluang lebih besar untuk berbuat dosa, maka ia akan dapat mengingat shalatnya. Buat apakah rajin-rajin Shalat jika masih selalu menjalankan kebiasaan buruk misalnya.
Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah
Tentu saja dalam hal ini, shalat adalah sebuah sarana spiritual yang cukup penting untuk meredam kekejian atau kemungkaran yang akan dijalaninya. Shalat dapat berfungsi sebagai kontrol diri setiap saat bagi setiap perilaku individu muslim.
Maka demikian pun shalat dapat berfungsi sebagai kontrol sosiologi masyarakat. Jika sebuah komunitas masyarakat memiliki Masjid yang selalu penuh oleh Jamaah di setiap waktu-waktu shalat, tentu ini mencerminkan kondisi lingkungan yang religius. Biasanya secara otomastis, kegiatan-kegiatan massal yang berbau kemungkaran akan berkurang.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan lingkungan masyarakat yang Masjidnya-masjidnya hanya penuh ketika hari raya saja. Tentu kegiatan-kegiatan yang bersifat foya-foya lebih sering diselenggarakan dalam masyarakat. Dari sini shalat dapat kita jadikan sebuah pola dalam memperjuangkan peningkatan moral masyarakat.
Memakmurkan Masjid dengan shalat berjamaah merupakan program yang efektif untuk meredam gejolak negatif masyarakat. Jika kita mampu memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah, kedamaian dan linkungan kondusif pasti terkondisikan dengan sendirinya.
Maka marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan dan membangun masyarakat yang islami dan bermoral mulia, berakhlakul karimah dan berkerukunan serta berkesatuan melalui penggalakan shalat berjamaah di masjid-masjid, musholla-musholla maupun di kantor dan di mana pun tempat yang selayaknya kita mengagungkan Asma Allah. Marilah bersama-sama kita tegakkan agama Allah, agar beroleh keselamatan dan kesejahteraan di sepanjang usia umat manusia.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.









Memetik Hikmah di Balik Musibah
17/04/2009
KH. Ilhamullah Sumarkan
Ketua PW LDNU Jatim

الحَمْدُ ِللهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الحَلِيْمِ الكَرِيْمِ السَّتَّارِ، المُنَزَّهِ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالإِنْظَارِ. انْفَرَدَ بِالوَحْدَانِيَّةِ, وَتَقَدَّسَ فِي ذَاتِهِ العَلِيَّة, وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ. أَحْمَدُهُ حَمْدَ عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِالذُّلِّ وَالإنْكِسَارِ. وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ صَرَّفَ جَوَارِحَهُ فِي طَاعَةِ رَبِّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلُهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا النَّبِيُّ المُخْتَارُ ، صَلاَةُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ اْلأطْهَارْ ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهَ اْلكَرِيْمِ : وَلاَ تُفْسِدُوْا فِي اْلأرْضِ بَعْدَ إصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إنَّ رَحْمَةَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ اْلمُحْسِنِيْنَ ، أمَّابَعْدُ : ياَأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin Sidang Jumuah, yang dimuliakan Allah SWT.
Marilah kita bersama berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, dalam arti meningkatkan kesungguhan kita untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita senantiasa termasuk golongan hamba yang mendapatkan petunjuk di jalan kebenaran.

Hadirin Rahimakumullah.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali musibah yang melanda negeri kita. Dari terjangan tsunami, amukan angin topan, banjir bandang, tanah longsor, hingga gempa bumi dan jebolnya tanggul-tanggul penahan air.

Alam seolah begitu murka dengan keserakahan umat manusia yang dengan rakus mengeksploitasinya tanpa henti. Setidaknya, dari beberapa peristiwa ini kita dapat memetik hikmah mengapa musibah selalu saja menimpa kita. Mungkin kita akan menemukan banyak sekali pendapat mengapa ini terjadi. Para ahli geologi, barangkali akan mengatakan, “Ini hanya peristiwa alam biasa.” Mungkin para dukun juga akan mengatakan, “kejadian-kejadian tersebut addalah penanda pergantian zaman.” Namun yang demikian adalah pendapat, sah-sah saja jika kita percaya, namun tidak wajib kita imani.

Hadirin yang dirahmati Allah
Terlepas dari segala kelakuan dan antisipasi manusia, dalam pandangan al-Qur’an, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51:

قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.

Lalu mengapakah Allah menimpakan bencana kepada umat-Nya? Umat yang mengimani dan menyembah-Nya dalam ajaran yang benar dan hak? Mengapa bukan orang-orang kafir saja ditumpas dengan bencana? Jawabnya adalah, karena di balik setiap takdir, pastilah terdapat makna yang tersembunyi. Termasuk dalam beberapa musibah yang melanda kita. Dan bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah namun masih hidup setidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka.

Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung karena masih sempat ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang lolos masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki kualitas ketaqwaan, keimanan dan hidupnya. Mereka masih sempat meminta ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan serta berbuat kebajikan sepanjang sisa hidupnya untuk menghapuskan dosa.

Bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang dan memfasilitasi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang Muslim atas seorang Muslim yang lain ada enam.” Di antara para sahabat, Ada yang bertanya, ‘Apa saja ya Rasululllah?’ Beliau menjawab, ”Bila kamu berjumpa dengannya ucapkan salam, jika ia mengundangmu penuhilah, jika ia meminta nasihat kepadamu nasihatilah, jika ia bersin dan memuji Allah hendaknya kamu mendoakannya, dan jika ia sakit jenguklah, dan jika ia mati antarkanlah jenazahnya….” (HR Muslim)

Hadirin Sidang Jumuah yang Dimuliakan oleh Allah
Bencana adalah juga sebuah teguran dari Allah kepada orang-orang beriman, namun lalai menjalankan perintah-Nya. Peringatan dari allah ini sudah seringkali tampak melalui beberapa peristiwa serupa yang seringkali melanda negeri kita. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap dan perbuatannya. Padahal beberapa musibah yang terjadi ini adalah akibat dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa.

Jika alam di negeri kita rusak, siapakah yg merusaknya? Tentu adalah kita sendiri yang merusaknya. Bukan negara lain, karena takkan ada negeri lain dapat merusak negara kita kecuali kita sendiri yang mengijinkan mereka.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41.
ظَهَرَ الفَسَادُ فِيْ الُبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ اَّلذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan lepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)."

Adapun bagi kita semua, rentetan musibah yang terjadi hendaklah menjadi tadzkirah (pengingat) bahwa bencana memilukan tersebut dapat terjadi ditempat kita jika Allah SWT menghendaki. Seharusnyalah bagi kita untuk selalu berdo’a, bertaqarrub, dan beristighfar semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan dan ampunan bagi kita semua.

Dan jika demikian, maka Allah memberi peringatan kepada kita supaya kembali ke jalan yang benar. Perbuatan manusialah yang selama ini banyak merusak ekosistem dan lingkungan. Manusia yang serakah, selalu mengeksploitasi alam dan banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Peringatan dari Allah yang berupa bencana menunjukkan bahwa Allah masih sayang kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki mereka untuk kembali ke jalan yang diridloi-Nya.

Karena, kerusakan alam selalu mengakibarkan kerugian bagi warha di sekelilingnya, terutama rakyat kecilnya. Karenanya, siapa yang lebih kuat harus melindungiu yang lemah. Siapa yang berkelonggaran harus menolong yang sedang dalam kesusahan dan siapa yang selamat harus bersedia menolong kepada saudaranya yang terkena musibah.

Mestinya kita takut jika tidak menolong, padahal kita mampu, mestinya kita malu kepad Allah jika tidak membantu saudara-saudara yang sedang kesusahan, apdahal kita sedang banyak memiliki kelonggaran. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لاَ يَهْتَمْ بِأُمُوْرِ اْلمُسْلِمِيْنَ

"Tidaklah termasuk golongan kita, mereka yang tidak peduli dengan persoalan-persoalan umat Islam."

Dengan demikian, maka umat akan persatuan dan kesatuan umat Islam akan semakin kokoh selepas berlalunya bencana, jika kita dapat menyadari bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang tampak mengerikan. Bencana merupakan ujiana bagi umat Islam, sudahkah mereka mencadi seperti penggambaran Rasulullah SAW?
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

"Orang Islam yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan."

Maka akhirnya, marilah kita doakan semoga saudara-saudara kita yang telah dipanggil oleh Allah dalam bencana-bencana di negari ini adalah meninggal dalam keadaan syahid. Bagaimana pun juga salah satu tujuan Allah mewafatkan mereka dalam bencana adalah untuk mewafatkan mereka dalam kondisi mati syahid. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi mati kejatuhan reruntuhan, tenggelam, terbakar, melahirkan, mati dalam merasakan sakit perut adalah masuk dalam kategori mati syahid, selama mereka mengalami naza’ (syakarotul maut) dengan tetap teguh memegang keimanan kepada Allah SAW. Amin Allahumma Amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Tahapan Pengembangan Multimedia

Menurut Luther (1994), pengembangan multimedia dilakukan melalui 6 tahapan, yaitu: konsep, disain, pengumpulan material, pembuatan (assemby), testing, dan distribusi.
Tahap 1 ( Konsep ):
Menentukan tujuan yang meliputi:
• Tujuan Aplikasi (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain-lain)
• Identifikasi Pengguna (Users)
• Bentuk Aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain)
• Spesifikasi Umum (ukuran aplikasi, dasar perancangan, target yang ingin dicapai, dan lain-lain)
Tahap 2 ( Disain ):
Disain (perancangan) adalah membuat spasifikasi secara rinci mengenai struktur aplikasi multimedia yang akan dibuat, gaya dan kebutuhan bahan (material) untuk aplikasi.
Spesifikasi dibuat cukup rinci sehingga pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan bahan dan pembuatan tidak dibutuhkan keputusan baru, melainkan menggunakan apa yang telah ditetapkan pada tahap disain. Namun demikian, sering terjadi penambahan atau pengurangan bahan, bahkan ada perubahan pada bagian aplikasi pada awal pengerjaan multimedia.
Tahap disain multimedia sering melibatkan kegiatan:
• Pembuatan Bagan Alir (Flow Chart), yaitu menggambarkan struktur aplikasi multimedia yang disarankan.
• Pembuatan Storyboard, yaitu pemetaan elemen-elemen atau bahan (material) multimedia pada setiap layar aplikasi multimedia.
Cara menentukan urutan atau hubungan dalam merancang Bagan Alir (Flow Chart) atau Peta Konsep:
• Ikuti hirarki alami materi.
• Berdasarkan minat pengguna.
• Dari yang sudah dikenal sampai yang belum dikenal.
• Dari yang konkret sampai yang abstrak.
• Dari yang umum sampai yang spesifik.
• Berdasarkan pertimbangan topik pembahasan.
• Secara kronologis didasarkan pada pemakaian atau kinerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bagan alir meliputi:
• Apakah semua bidang isi yang dibutuhkan telah dimasukkan ?
• Apakah semua hubungan di antara modul telah dimasukkan ?
• Apakah maksud struktur akan menjadi jelas bagi tim pengembang dan pengguna ?
Bagan Alir digambarkan menggunakan simbol-simbol bagan alir pemrograman atau dengan simbol yang ditentukan sendiri.

Storyboard digunakan untuk:
• Memungkinkan tim dan klien (pengguna) memeriksa, menyetujui, dan meningkatkan rancangan.
• Menjadi panduan bagi programmer dan graphics designer.
• Mengetahui elemen (material) multimedia yang dipakai.
• Menjaga konsistensi di sepanjang aplikasi multimedia.
• Memungkinkan rancangan diimplentasikan pada platform yang berbeda, karena storyboard bersifat platform independent.
Storyboard perlu mengandung:
• Nama aplikasi (program) atau modul dan nomor halaman atau nomor layar.
• Gambar sketsa layar atau halaman beserta rincian objek-objek yang ada pada layar, meliputi: Teks, Gambar, Animasi, Audio, Narasi, Video, Warna, penempatan, ukuran gambar, jika penting, Warna dan font dari teks.
• Interaksi: pencabangan dan aksi-aksi lainnya (tombol).
Yang perlu diperhatikan dalam membuat storyboard:
• Storyboard dapat digambar dengan tangan, tidak perlu bagus dilihat asalkan cukup jelas sebagai panduan bagi anggota tim proyek lainnya.
• Tersedia storyboard untuk setiap layar atau halaman.
• Semua rincian yang penting harus ditunjukkan.
• Teks dan narasi dapat sangat panjang, karena itu boleh ditulis pada lembar terpisah (script document) asalkan disertai dengan nomor layar storyboard yang jelas.
• Setiap anggota tim produksi mempunyai salinan storyboard atau dapat mengakses storyboard dengan mudah.
Perancangan Antarmuka Pemakai:
• Graphics Designer merancang antarmuka pemakai berdasarkan storyboard.
• Antarmuka pemakai harus:Menggapai “look and feel” dari organisasi klien, Memproyeksikan “mood” yang sesuai bagai pemakai, Tidak boleh lebih kuat daripada pesan yang ingin disampaikan, tetapi harus mendukung pesannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan antar pemakai:
• Metafora yang digunakan.
• Estetika
• Navigasi
• Piranti interaksi yang digunakan.
• Tata letak, warna, font.
• Kendali (tombol-tombol): penempatannya, ukurannya, dan bagaimana pengguna tahu tombol dapat dipilih atau telah dipilih.
• Bilamana kursor berubah bentuk.
Tahap 3 ( Pengumpulan Material ):
• Melakukan pengumpulan bahan (material) seperti: clipart, image, animasi, audio, berikut pembuatan grafik, foto, audio, dan lain-lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya.
• Bahan yang diperlukan dalam multimedia dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti: library, bahan yang sudah ada pada pihak lain, atau pembuatan khusus yang dilakukan oleh pihak luar.
• Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan (assemby).
Tahap 4 ( Pembuatan ):
• Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat atau diintegrasikan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan flow chart, storyboart, struktur navigasi atau diagram objek yang berasal dari tahap disain.
• Dapat menggunakan perangkat lunak authoring yang mempunyai fitur pembuatan flow chart dan disain, misal: Microsoft Frontpage, Macromedia, dan lain-lain.
Tahap 5 ( Testing ):
• Tahap testing dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh bahan (material) telah dimasukkan.
• Biasanya pada tahap awal dilakukan testing secara modular untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan.
• Aplikasi yang telah dihasilkan harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan pengguna (klien), dimana pengguna dapat merasakan adanya kemudahan dan manfaat dari aplikasi tersebut serta dapat menjalankan sendiri terutama untuk aplikasi yang interaktif.
Tahap 6 ( Distribusi ):
• Bila aplikasi multimedia akan digunakan dengan mesin yang berbeda, penggandaan menggunakan floppy disk, CD-ROM, tape, atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan.
• Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia, diharapkan akan dapat dikembangkan sistem multimedia

Rabu, 06 Oktober 2010

PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SENI

1. Pengertian Kebudayaan dan Seni
1.1. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh
apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan
kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi
dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa
untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah bendabenda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
©http://guruvalah.20m.com
3 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, pertama
sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan
suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai
modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari
zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang
memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang
hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah
laku dalam konteks kemasyarakatan.
Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera
Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga
sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga
dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia
bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap
masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari
kebudayaan.
Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
a. Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri
khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera dan
rumah adat Hooi berbentuk panggung.
b. Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika
dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah
dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik
seperti Grantang, Tifa dan Sampe.
c. Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.
d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari
daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.
e. Properti Kesenian
Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni
teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki.
Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan
media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang
menggunakan topeng untuk pendukung.
f. Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
g. Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan
kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang
beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi
ciri khas daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan
objek wisata.
Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel
dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung untuk
©http://guruvalah.20m.com
4 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
menolak bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan
yakni rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri
Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain
hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan sistem
kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.
h. Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti suku
Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa
disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara
pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah
agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi
penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik
diri hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping,
sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk
memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran
lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
1.2. Pengertian Seni
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata "sani" yang
artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART"
(artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a. Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya
dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan
tertentu,
c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya,
d. Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e. Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan
realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang
mencerminkan “dunia besar”.
Cabang-cabang Seni :
Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok :
seni rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.
No Cabang Seni Bentuk Media Indera Penikmat Matra
1 Rupa Benda Penglihatan,
peraba
2 dimensi
atau 3
dimensi
2 Sastra Tulisan Penglihatan 2 dimensi
3 Musik Suara, benda,
manusis, gerak
Pendengaran,
penglihatan
Waktu 3
dimensi
©http://guruvalah.20m.com
5 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
proses
4 Tari Tubuh manusia,
gerak, musik
Penglihatan,
pedengaran
Waktu
3 dimensi
5 Teater Manusia,
benda/alam, akting,
adegan, suara/musik
Penglihatan,
pendengaran
Waktu
3 dimensi
1.3. Sifat Dasar Seni
Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu
mencipta karya baru.
b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman
merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni
harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan
perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati,
memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang
dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik
kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang
waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah
hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan
wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
1.4. Struktur Seni
The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsurunsur
yang membangun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk
suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah
garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur.
Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan
wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu
karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan
judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan,
yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau
alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.
c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu
karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik
berkarya. Tana medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri
bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi
karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai
sesuatu.
1.5. Pengertian Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting
©http://guruvalah.20m.com
6 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan
sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai”
berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan,
dan sebagainya Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya
seni, baik kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai
yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik
seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis
yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,
yakni: a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral
dan keindahan intelektual), b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti
estetis murni, c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya
mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam
karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan
lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada
menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada
karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan
tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya
seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat
nilai estetis yang positif dan negatif.
1.6. Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan
karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi;
media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer
adalah gerak, suara dan lakon.
1.7. Fungsi dan Tujuan Seni
a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani
Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara
kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada
upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di
Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
©http://guruvalah.20m.com
7 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan
kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin.
Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran,
film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan,
gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu
seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang
mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang
tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer,
dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa
dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan
seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni
guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui
terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999)
menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang
dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelan
dapat mempertajam pikiran.
1.8. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya
seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap
segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut
dengan semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali
karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati
kelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di
Indonesia, baik tradisi, maupun moderen.
©http://guruvalah.20m.com
8 | S e n i B u a d a y a – P e n g e r t i a n K e b u d a y a a n d a n S e n i
Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan
mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni
yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing
bidang seni.
c. Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.
e. Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f. Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1).
pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik.
Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam
kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi
periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara
memahami permasalahan di dalam seni.
Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah
pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang
pendidikan yang berbeda.
Bahasan kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan pendekatan
aplikatif adalah sebagai berikut:
Seni Musik Klasik
Ciri khas musiknya
Bentuk musik dari zamannya
Struktur musiknya
Gaya musiknya
Seni Musik Tradisi
Ciri-ciri khas musiknya : - Laras
- Pola tabuhan
- Instrumen yang dimainkan
- Struktur musiknya
- Gaya musiknya
Fungsi seni
Ekspresif (nilai-nilai keindahan)
Makna / pesan yang terkandung
Seni Tari Kreatif
Mencermati identifikasi gerak
Mencermati keharmonisan gerak dan musik